Dalam rangka membangun semangat keilmuan, STAK-AW Pontianak mengadakan sebuah kegiatan diskusi yang mengangkat tema “Ada Apa Dengan Logika Mistika?”. Pemateri dalam acara ini diisi oleh ketua prodi teologi (Kaprodi Teologi), yaitu Winda Patrika Embun Sari, M. Fil, kegiatan ini juga dihadiri kurang lebih 15 orang mahasiswa/i dan staf kampus STAK-AW Pontianak.
Acara ini dilaksanakan sebagai agenda dari unit Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat yang memang secara rutin mengadakan diskusi keilmuan. Beberapa minggu sebelum diskusi dengan tema “Ada Apa Dengan Logika Mistika”, STAK-AW juga telah melaksanakan diskusi-diskusi yang diharapkan dapat menjadi ruang bagi mahasiswa dalam mengembangkan kemampuan berpikir dan berkomunikasi.
Kegiatan yang berlangsung di aula kampus STAK-AW Pontianak ini berjalan dengan baik dari pukul 18.30 sampai pukul 20.00 WIB. Membangun semangat keilmuan memang sedang menjadi salah satu hal yang disoroti oleh STAK-AW Pontianak, mengingat bahwa kegiatan berpikir dan berkomunikasi memang sudah seharusnya mendapatkan tempat dalam dunia pendidikan, termasuk dunia pendidikan teologi.
Isu yang diangkat adalah tentang logika mistika, yang merupakan sebuah karya pemikiran Tan Malaka, yang ia tulis dalam karya besar pemikirannya di dalam buku MADILOG. Dalam pemikiran Tan, Logika mistika tidak lagi bisa sepenuhnya kita gunakan dalam kehidupan bermasyarakat, kita perlu “menggeser” logika ini ke arah logika kongkret. Maksudnya adalah logika mistika sangat sulit untuk mempertanggung jawabkan alasan-alasan yang logis dan jelas, maka dari itu untuk mencapai sebuah kebenaran yang bisa dipertanggung jawabkan kita harus menggunakan logika kongkret (ilmiah) untuk mencapai kebenaran.
Pada pemikiran ini kebenaran yang hendak di maksudkan oleh Tan Malaka bukan berarti kebenaran absolut, melainkan sebelum menyimpulkan sebuah kebenaran, setiap orang harus terlebih dahulu melakukan sebuah upaya-upaya yang kongkret agar kebenaran tersebut bisa dijelaskan secara nyata.
Pada akhir acara ini, pemateri (Winda P E Sari) juga menyinggung soal semangat belajar mahasiswa/i STAK-AW Pontianak di luar ruang kelas, yang menurutnya masih cenderung rendah. Tetapi, hal itu tidak menjadi halangan untuk membatasi ruang gerak dalam upaya membangun semangat belajar di luar ruang kelas.
Beliau juga menyampaikan bahwa, ia cukup terbuka terhadap ide-ide yang berkaitan dengan kegiatan untuk membangun semangat keilmuan. Hal itu ia katakan, “saya sangat terbuka jikalau ada teman-teman yang punya ide untuk kita laksanakan bersama, berkaitan dengan kegiatan-kegiatan yang dapat membangun kemampuan berpikir dan berkomunikasi”.
Kontributor: Bagas Adi Saputra
Tinggalkan Komentar